SUMENEP – Linkking.id – Di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya, Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus bergerak memperkuat ketahanan pangan lokal melalui pendekatan kolaboratif yang menyentuh hingga akar rumput.
Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), berbagai langkah strategis dijalankan untuk memastikan produktivitas sektor pertanian tetap terjaga, bahkan di tengah situasi sulit.
Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid—yang akrab disapa Inung—menegaskan bahwa penguatan pertanian tak cukup hanya melalui edukasi teknis. “Kami terjun langsung mendampingi petani dari proses tanam hingga panen, tidak sekadar mengawasi,” ujar Inung, Senin (30/6/2025).
Langkah ini diwujudkan dengan mengerahkan sebanyak 149 penyuluh pertanian lapangan (PPL) ke seluruh pelosok kecamatan. Mereka menjadi garda terdepan dalam memberikan pendampingan, mulai dari pengolahan lahan, distribusi sarana produksi, hingga panen raya. Bahkan, demi menjamin transparansi dan akurasi data, setiap aktivitas PPL kini dilaporkan secara harian ke Kementerian Pertanian, dilengkapi dokumentasi visual melalui sistem “open camera”.
Tak hanya itu, setiap akhir pekan, evaluasi kegiatan dilakukan secara daring bersama pihak kementerian. Hal ini dinilai penting untuk memastikan setiap kebijakan yang diterapkan di lapangan tetap sejalan dengan arah pembangunan pertanian nasional.
Lebih dari sekadar teknis, DKPP juga mengedepankan pendekatan sosial dengan menghidupkan kembali forum kelompok tani, yang dikenal sebagai ‘kompolan’. Pertemuan rutin ini menjadi ruang terbuka bagi petani untuk berbagi pengalaman, berdiskusi, hingga menemukan solusi bersama terhadap berbagai persoalan yang dihadapi—mulai dari kelangkaan pupuk hingga ketidakpastian cuaca.
“Kami sadar, swasembada pangan itu tidak bisa diwujudkan hanya dari atas ke bawah. Harus ada harmoni dari semua tingkatan birokrasi, termasuk desa,” tegas Inung. Ia menyebutkan, sinergi menjadi kunci dalam menciptakan ketahanan pangan berkelanjutan.
Kerja sama juga diperluas dengan berbagai mitra strategis, termasuk BUMN seperti Pupuk Indonesia, guna memastikan distribusi pupuk subsidi dan bantuan pertanian tetap berjalan lancar. Di sisi lain, keberlangsungan sistem irigasi menjadi perhatian utama, terutama dalam menghadapi fenomena alam seperti El Niño.
“Selama infrastruktur pengairan masih berjalan baik, kegiatan tanam tetap bisa dilakukan. Maka pembangunan dan pemeliharaan irigasi menjadi prioritas,” tambahnya.
DKPP juga melibatkan seluruh perangkat desa dan kecamatan dalam Gerakan Pertanian Terpadu. Pendekatan ini dianggap mampu menjadikan pembangunan sektor pertanian tidak hanya fokus pada perluasan lahan, melainkan juga efisiensi sistem pangan secara menyeluruh.
“Pangan adalah urusan strategis. Hanya dengan sinergi semua pihak, cita-cita ketahanan dan swasembada bisa kita wujudkan bersama,” pungkas Inung, penuh keyakinan.
Di tengah tantangan global yang terus berubah, langkah-langkah inovatif dan kolaboratif seperti yang dilakukan Pemkab Sumenep menjadi angin segar bagi masa depan pertanian daerah.
Pendekatan menyeluruh dari hilir hingga hulu tak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberi harapan baru bagi kesejahteraan petani lokal.***
Penulis : Amin Bashiri
Editor : Zaza
Sumber Berita: Linkking.id