SUMENEP, Linkking— Ribuan masyarakat dan tamu undangan memadati Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk, Sumenep, untuk merayakan Festival Ketupat 2025, sebuah agenda budaya yang digelar Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai bentuk pelestarian tradisi leluhur yang sarat makna.
Festival ini bukan sekadar perayaan kuliner, tetapi juga menjadi simbol kuat kebersamaan dan upaya menghidupkan kembali nilai-nilai warisan budaya di tengah masyarakat modern.
“Tellasan topak bukan hanya soal kuliner. Ini tentang duduk bersama, mempererat hubungan keluarga dan tetangga,” kata Bupati Fauzi saat membuka acara, Senin (7/4/2025).
Dalam suasana penuh kegembiraan dan kebersamaan, festival ini memperlihatkan wajah Sumenep yang kental dengan nilai tradisi namun terbuka pada pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
Pemerintah Kabupaten Sumenep secara strategis memanfaatkan momen ini untuk memadukan pelestarian budaya dengan promosi destinasi wisata unggulan. Berbagai kegiatan tersebar di titik-titik wisata utama, menghadirkan pengalaman budaya yang tak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi.
“Dengan banyaknya tempat wisata yang kita miliki, perayaan ini kita sebar ke berbagai lokasi. Tujuannya agar tradisi ini terus hidup, tidak hilang ditelan zaman,” tambahnya.
Puncak perayaan ditandai dengan prosesi Topak Lober, yakni arak-arakan gunungan ketupat yang diiringi lantunan doa dari para tokoh agama. Suasana menjadi semakin semarak ketika Bupati Sumenep bersama istri turut ambil bagian dalam prosesi tersebut, memimpin barisan dan menyapa warga dengan ramah.
Momen berebut ketupat yang terjadi usai arak-arakan menjadi simbol dari semangat kebersamaan dan gotong royong yang masih terjaga erat dalam masyarakat Madura.
Tak hanya berfokus pada aspek budaya dan hiburan, Festival Ketupat 2025 juga menonjolkan sisi sosial. Pemberian santunan kepada anak-anak yatim menjadi salah satu agenda penting, menunjukkan kepedulian pemerintah daerah terhadap masyarakat kurang mampu.
Selain itu, pameran produk UMKM lokal di area festival menjadi ajang pemberdayaan ekonomi masyarakat, memberikan ruang bagi pelaku usaha kecil untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya secara lebih luas.
Bupati Sumenep dalam sambutannya menyampaikan harapan besar agar Festival Ketupat tak hanya menjadi tontonan tahunan semata, tetapi berkembang menjadi ruang edukasi budaya, pemantik kesadaran masyarakat terhadap pentingnya warisan leluhur, sekaligus motor penggerak ekonomi lokal melalui sektor pariwisata dan UMKM.
Acara yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh sekitar 1.500 undangan dari berbagai kalangan, mulai dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), anggota DPRD, pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, kepala desa, hingga komunitas-komunitas lokal yang turut memeriahkan kegiatan.
Dengan antusiasme yang begitu tinggi, Festival Ketupat 2025 menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan cinta budaya masih menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut kehidupan masyarakat Sumenep.***
Penulis : Mien
Editor : Zaza
Sumber Berita: Linkking.id