JAKARTA, Linkking.id – Gambar-gambar bergaya Studio Ghibli yang dihasilkan kecerdasan buatan (AI) semakin marak beredar di media sosial, termasuk di Indonesia.
Fenomena ini menimbulkan perdebatan terkait hak cipta dan dampaknya terhadap dunia seni.
Perusahaan teknologi OpenAI baru saja meluncurkan fitur terbaru dalam ChatGPT-4o yang memungkinkan pengguna menciptakan gambar dalam berbagai gaya, termasuk menyerupai karya Studio Ghibli.
Teknologi ini tersedia dalam versi gratis dan berbayar di platform ChatGPT, sehingga gambar-gambar bergaya Ghibli dengan cepat menyebar di media sosial.
Banyak pengguna memanfaatkan fitur ini untuk mengubah potret diri, gambar hewan peliharaan, hingga tokoh politik ke dalam gaya khas Ghibli yang dikenal dengan warna-warna cerah serta ekspresi wajah khas dongeng.
CEO OpenAI Unggah Gambar Bergaya Ghibli
CEO OpenAI, Sam Altman, menjadi salah satu yang pertama mengunggah hasil fitur ini di akun X miliknya. Ia membagikan gambar dirinya dalam gaya anime Ghibli, yang kemudian semakin mempopulerkan tren tersebut.
Dalam unggahan lainnya, Altman membagikan potret bersama Gabriel Goh, insinyur OpenAI yang berperan dalam pengembangan fitur ini.
“Ini adalah hasil kerja keras @gabeeegoooh, selamat Gabe; kerja yang luar biasa! Dan inilah yang kami buat selama siaran langsung,” tulisnya, dilansir Linkking dari BBC, Rabu (2/4).
Elon Musk, pemilik X, juga ikut meramaikan tren ini dengan membagikan gambar dirinya sebagai tokoh Rafiki dari The Lion King yang sedang mengangkat seekor anjing kecil.
“Tema hari ini,” tulisnya dalam unggahan tersebut.
Studio Ghibli dan Sejarahnya
Studio Ghibli merupakan perusahaan animasi asal Jepang yang berbasis di Tokyo. Studio ini didirikan oleh Hayao Miyazaki, Isao Takahata, dan Toshio Suzuki pada 15 Juni 1985 setelah mengakuisisi aset Top Crave. Studio ini dikenal sebagai salah satu yang paling berpengaruh dalam industri animasi global.
Miyazaki pernah menyampaikan filosofi di balik karyanya.
“Saya tidak ingin membuat film yang menimbulkan perasaan buruk. Saya ingin membuat film yang menunjukkan bahwa hidup layak untuk dijalani,” ujarnya.
Studio Ghibli telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Golden Bear 2002 dan Oscar 2003 untuk Spirited Away, serta Japan Academy Prize dalam kategori Animasi Terbaik untuk beberapa filmnya.
Gaya Ghibli dalam Peristiwa Dunia
Setelah fitur ChatGPT-4o diluncurkan, berbagai pengguna media sosial mulai mengubah peristiwa penting dunia menjadi gambar bergaya Ghibli. Seorang pengguna X mengungkapkan, “AI kini dapat menghasilkan gambar bergaya Studio Ghibli yang memberikan kesan nostalgia, seolah-olah itu bagian dari kenangan lama. Saya mencoba mengubah beberapa foto lama saya, dan hasilnya sangat menakjubkan.”
Beberapa gambar yang viral termasuk visualisasi perdebatan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mantan Presiden AS Donald Trump, dan Wakil Presiden AS JD Vance di Gedung Putih.
Selain itu, tragedi runtuhnya Menara Kembar World Trade Center pada 11 September 2001 dan momen kemenangan Argentina di Piala Dunia 2022 dengan Lionel Messi mengangkat trofi juga diubah dalam gaya Ghibli.
Kontroversi di Indonesia
Di Indonesia, penggunaan AI untuk menciptakan gambar ala Ghibli juga memicu perdebatan. Salah satu utas yang mendapat banyak perhatian menampilkan ilustrasi beberapa peristiwa bersejarah Indonesia, seperti Proklamasi Kemerdekaan, pengunduran diri Presiden Soeharto pada 1998, hingga pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Meski banyak pengguna mengapresiasi gambar-gambar tersebut, tak sedikit pula yang mengkritik. Salah satu pengguna X menilai, “Studio Ghibli menciptakan karya dengan susah payah, tetapi orang-orang dengan mudah menggunakan ChatGPT untuk meniru dan mengambil keuntungan dari kreativitas mereka.”
Perdebatan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat, lebih dari 400 seniman, termasuk Ben Stiller dan Paul McCartney, melaporkan OpenAI dan Google atas dugaan penggunaan karya seni mereka tanpa izin.
Seorang pengguna X dengan tegas menyatakan, “Menggunakan AI untuk meniru gaya Ghibli adalah tindakan tidak etis. Semua orang harus berhenti melakukan ini. Ini merendahkan seni asli dan menghilangkan kreativitas sejati.”
Menanggapi kontroversi ini, OpenAI menyatakan bahwa pihaknya terus berusaha memastikan penggunaan AI dalam batasan etika yang dapat diterima. Namun, hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Studio Ghibli mengenai fenomena ini.
Komentar Hayao Miyazaki soal AI
Di tengah perdebatan, muncul kembali pernyataan Hayao Miyazaki pada 2016 tentang peran AI dalam dunia animasi. Dalam sebuah dokumenter berjudul Never-Ending Man: Hayao Miyazaki, sang maestro mengomentari animasi AI yang menggambarkan tubuh bergerak dengan cara yang menyeret diri menggunakan kepala. “Saya benar-benar merasa jijik,” ujarnya.
Miyazaki juga berbagi kisah tentang temannya yang mengalami disabilitas. “Setiap pagi, saya melihat teman saya yang kesulitan sekadar melakukan tos karena kondisi fisiknya. Ketika saya melihat animasi AI ini, saya merasa bahwa orang yang menciptakannya sama sekali tidak memahami apa itu rasa sakit. Ini benar-benar penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri,” katanya.
Pernyataan ini semakin mempertegas sikap Miyazaki terhadap penggunaan AI dalam seni. Sementara AI terus berkembang dan mengubah lanskap industri kreatif, perdebatan mengenai etika dan hak cipta di dunia seni tampaknya masih akan terus berlanjut.***
Penulis : Jon Partner
Editor : Zaza
Sumber Berita: BBC