SUMENEP, Linkking – Menjelang Idul Fitri, suasana Pelabuhan Kalianget di Kabupaten Sumenep tampak lebih ramai dari biasanya. Jumat pagi, 28 Maret 2025, ratusan pemudik asal Pulau Masalembu memadati dermaga, menunggu keberangkatan kapal yang akan membawa mereka pulang setelah sekian lama merantau.
Mereka datang dari berbagai penjuru, ada yang menuntut ilmu di Pulau Jawa, ada pula yang mengadu nasib demi menghidupi keluarga.
Bagi mereka, sirine kapal bukan sekadar tanda keberangkatan, tetapi juga simbol perjalanan pulang yang penuh makna.
Dengan jarak tempuh 112 mil laut atau sekitar 12 jam perjalanan menggunakan KM Sabuk Nusantara 92 milik PT Pelni, para perantau ini harus mempersiapkan bekal yang cukup untuk menempuh perjalanan panjang di tengah samudra.
Namun, ada yang berbeda pada mudik kali ini. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, turut hadir memberikan perhatian khusus bagi para pemudik asal Masalembu.
Tak hanya menyediakan program mudik gratis, ia juga membagikan paket makanan berupa nasi kotak kepada para calon penumpang. Bagi para perantau yang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, nasi kotak ini menjadi bekal berharga untuk berbuka di atas kapal.
Nadir Hasan Al Bastani, seorang mahasiswa asal Pulau Masalembu yang sedang berkuliah di Yogyakarta, mengaku bersyukur bisa kembali ke kampung halaman setelah beberapa tahun tidak pulang. Ia mengapresiasi kepedulian Bupati Sumenep yang tidak hanya memberikan makanan gratis, tetapi juga menyediakan kapal mudik gratis bagi masyarakat kepulauan.
“Kami ucapkan terima kasih atas makanan dan program mudik gratis ini, Pak Fauzi. Ini sangat membantu kami yang ingin pulang bertemu keluarga setelah sekian lama,” ujar Nadir dengan penuh rasa syukur.
Bukan hanya para mahasiswa, warga Pulau Masalembu lainnya juga merasakan manfaat dari kebijakan ini. Zainullah, seorang perangkat Desa Sukajeruk yang turut mengawal warganya dalam perjalanan mudik, menilai bahwa kehadiran program ini menunjukkan kepedulian pemimpin terhadap kebutuhan masyarakat kepulauan.
“Pemimpin itu harus hadir di tengah rakyatnya, dan program ini membuktikan bahwa Pak Bupati benar-benar memahami kebutuhan warga Masalembu. Mudik adalah momen sakral bagi kami, dan beliau telah memberikan solusi nyata,” katanya.
Bagi masyarakat Pulau Masalembu, mudik bukan hanya tentang perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional. Ini adalah momen melepaskan rindu yang telah lama terpendam, kembali ke rumah, berkumpul bersama keluarga, dan merayakan Idul Fitri di tanah kelahiran.
Setiap tahun, akses transportasi menjadi tantangan bagi para pemudik dari pulau-pulau terpencil. Namun, dengan adanya inisiatif dari pemerintah daerah, perjalanan panjang ini kini bisa ditempuh dengan lebih mudah dan nyaman.
Di tengah keriuhan Pelabuhan Kalianget, terlihat senyum merekah dari wajah para perantau yang akhirnya bisa kembali ke rumah.
Dengan bekal makanan di tangan dan tiket mudik gratis di genggaman, mereka siap menempuh perjalanan pulang—bukan sekadar kembali ke kampung halaman, tetapi juga menuju kehangatan dan kebersamaan keluarga yang telah lama dirindukan.***
Penulis : Mien
Editor : Zaza
Sumber Berita: Linkking.id