BISNIS, Linkking.id – Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin, 24 Februari 2025. Peluncuran badan ini mengalami penundaan selama tiga bulan sebelum akhirnya diresmikan.
Keberadaan Danantara yang bertugas mengelola perusahaan-perusahaan milik negara menimbulkan reaksi yang kurang positif dari para nasabah bank milik pemerintah yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Ketidakpercayaan ini memicu gelombang penarikan dana secara besar-besaran dari rekening bank BUMN, baik melalui penarikan tunai langsung maupun pemindahan dana ke bank swasta.
Fenomena ini muncul sebagai dampak dari skeptisisme masyarakat terhadap keberlanjutan dan transparansi Danantara dalam mengelola keuangan negara yang jumlahnya tidak sedikit. Bahkan, kekhawatiran ini sudah mencuat sebelum badan tersebut mulai beroperasi.
“The red flags are there: seruan tarik uang dari bank BUMN muncul bahkan sebelum Danantara resmi beroperasi. Public trust udah minus sebelum start – karena rakyat masih inget betul skandal 1MDB dan dampak sistemiknya,” demikian cuitan akun X @dim******* pada 21 Februari 2025.
Sebagian warganet membandingkan Danantara dengan 1Malaysia Development Berhad (1MDB), sebuah badan investasi yang didirikan pemerintah Malaysia pada tahun 2009. Lembaga tersebut akhirnya menjadi ladang korupsi besar, yang berdampak pada perekonomian negara.
Publik khawatir bahwa Danantara dapat mengalami nasib serupa dengan 1MDB karena tidak adanya jaminan transparansi dan keberhasilan.
Kekhawatiran ini semakin menguat lantaran dasar hukum Danantara dinilai masih lemah, terutama terkait pertanggungjawaban hukum terhadap nasabah Himbara, mengingat dana mereka kemungkinan akan digunakan dalam skema investasi badan ini.
Gelombang penarikan dana besar-besaran ini juga menimbulkan kecemasan di kalangan perbankan Himbara.
Jika aksi ini terus berlanjut dan mencapai skala yang luas, bank-bank pelat merah berisiko mengalami gangguan likuiditas yang dapat berimplikasi lebih jauh terhadap inflasi.
Sejak 18 Februari 2025, gerakan penarikan dana semakin meningkat, terutama karena kekhawatiran bahwa uang nasabah akan digunakan sebagai modal investasi.
“Efek Danantara, jadinya gua tarik semua uang di bank plat merah. Ayoo tarikkkkkkkkkkk!!! #IndonesiaGelap2025,” demikian tulisan akun X @wak******* yang mencerminkan kegelisahan masyarakat.
Sebelumnya, dalam pidatonya pada World Governments Summit 2025, Presiden Prabowo menjelaskan, bahwa Danantara bertujuan untuk menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara ke berbagai proyek strategis, termasuk energi terbarukan, industri manufaktur canggih, pengolahan bahan mentah, produksi pangan, dan sektor lainnya.
Ia juga mengklaim, bahwa berdasarkan proyeksi awal, Danantara akan mengelola aset senilai US$ 900 miliar atau dikenal sebagai asset under management (AUM). Sementara itu, pendanaan awal atau initial funding untuk Danantara diperkirakan mencapai US$ 20 miliar.***
Penulis : Robert Rio
Editor : Zaza
Sumber Berita: Tempoco